Australia siasat Batik Air 737 terbang di bawah altitud minimum

KUALA LUMPUR 24 Jun - Biro Keselamatan Pengangkutan Australia (ATSB) telah membuka siasatan terhadap pesawat Boeing 737-800 Batik Air Indonesia yang disyaki terbang di bawah altitud minimum.

Pesawat PK-LDK itu beroperasi dari Denpasar di Indonesia ke Canberra sebagai penerbangan ID6015.

Insiden itu, yang berlaku pada 14 Jun, berlaku kira-kira 10.3nm (19km) ke selatan lapangan terbang Canberra, menurut laporan flightglobal.com.

{"preview_thumbnail":"/sites/default/files/styles/video_embed_wysiwyg_preview/public/video_thumbnails/7383934169518198037.jpg?itok=68Oto9l6","video_url":"https://www.tiktok.com/@dagangnews/video/7383934169518198037?is_from_webapp=1&sender_device=pc&web_id=7239999029697168898","settings":{"responsive":1,"width":"854","height":"480","autoplay":1},"settings_summary":["Embedded Video (Responsive, autoplaying)."]}

Semasa menggunakan sistem instrumen pendaratan ke Canberra, penerbangan itu ditetapkan pada titik laluan MOMBI. Bagaimanapun, penyiasat mendapati pesawat itu beroperasi di bawah altitud minimum.

ATSB berkata ia kini sedang mengumpul bukti berhubung insiden itu - yang telah diklasifikasikan sebagai serius - dan akan mengeluarkan laporan akhir menjelang akhir tahun ini.

Menurut data armada Cirium, pesawat terbabit (MSN39875) telah dihantar ke unit Batik Air di Malaysia pada 2015, sebelum dipindahkan ke Indonesia pada 2020. Ia dikuasakan oleh dua kipas turbo CFM56-7B24E dan dikonfigurasikan untuk memuatkan 162 penumpang.

Syarikat penerbangan itu mengendalikan armada 19 737-800, serta 42 Airbus A320 dan A330-300 tunggal. - DagangNews.com

{"preview_thumbnail":"/sites/default/files/styles/video_embed_wysiwyg_preview/public/video_thumbnails/ZphmvT-HGOY.jpg?itok=_Bi0fC3q","video_url":"https://youtu.be/ZphmvT-HGOY","settings":{"responsive":1,"width":"854","height":"480","autoplay":1},"settings_summary":["Embedded Video (Responsive, autoplaying)."]}